Aku Sebagai Penentu Kehidupanku

Berawal dari sebuah cerita dua sahabat yang sedang mampir di toko buku untuk berniat membeli buku. Aakan tetapi pelayanan di toko buku tersebut kurang baik dan sahabat yang pertama selesai membeli buku kurang suka dengan pelayanan di kasir di toko buku tersebut.


Namun sahabat yang satunya lagi tetap berlaku baik dan sopan meski wajah si kasir toko buku cemberut dan tidak melayani dengan baik. Sahabat yang pertama membeli buku bertanya kepada sahabatnya yang baru saja selesai membeli buku juga.

Hey sahabat, kenapa kau bersikap sopan dan baik kepada pelayan yang menyebalkan itu ?.

Sahabatnya menjawab, emangnya kenapa ?! mengapa dia yang menentukan caraku bertindak. Dia boleh tidak berlaku baik padaku, tetapi bukan berarti aku juga harus berbuat demikian. Aku yang memiliki kehidupanku, jadi aku penentu kehidupanku.

Aku tidak akan membiarkan kehidupanku ditentukan oleh dia, itu masalah dia mau melayani aku dengan baik atau tidak, tetapi aku akan berlaku baik kepada dirinya atas kemauan diriku sendiri.
Catatan : Jangan buat kita menjadi buruk akibat dari keburukan orang lain, kita sebagai penentu jalan kita, jangan biarkan dia merusak jalan yang kita pilih. Jangan pula keburukan yang mereka buat menimbulkan keburukan pula terhadap diri kita sendiri.
Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat untuk kita semua.