Mencari Kebahagiaan

Berawal dari seorang pemuda yang duduk dipinggir danau dengan tatapan kosong. Dia sudah pergi berkelana ke berbagai tempat, namun masih juga belum menemukan kebahagiaan yang bisa membahagiakan dirinya.

Hingga datanglah seorang kakek tua menghampirinya lalu bertanya kepada pemuda yang duduk di pinggir danau tersebut "Wahai pemuda, kenapa engkap termenung penuh dengan tatapan kosong seperti itu.!?". Aku bingung sedang mencari kebahagiaan tapi tidak kunjung menemukanya, jawab pemuda itu.


Aku akan memberi tahukan mu kebahagiaan itu, sekarang pergilah ke dekat taman bunga yang ada di pinggir danau ini, lalu tangkaplah seekor kupu-kupu lalu bawakan dia kepadaku.

Meski bingung dengan apa yang dimaksut si kakek tua itu, akhirnya dia pergi ketaman bunga untuk menangkap seekor kupu-kupu. Berulang kali dia mencoba menangkap namun tetap gagal dan tidak membuahkan hasil. 

Saat itu pula si kakek tua datang menghampirinya, sudah cukup anak muda. Kebahagiaan itu layaknya apa yang engkau lakukan sekarang, kau berlari kesana kemari, menabrak dan tak tentu arah, tanpa kau lihat kau telah merusak disekitarnya, begitulah caramu mencari kebahagiaan. Itu cara yang salah.

Mencari kebahagiaan itu layaknya menangkap kupu-kupu. Kau tidak perlu menagkapnya, biarkan mereka hidup menghiasa alam semesta ini, karena dengan adanya merekalah dunia ini menjadi indah. Begitu juga dengan kebahagiaan, kau tidak bisa memegang maupun menggenggamnya, kebagiaan tidak kemana-mana tetapi ada dimana-mana.

Bersyukurlah, karena dengan rasa syukur kita akan tahu akan nikmat dan kebahagiaan, maka dari itu pemilahara dengan baik hatimu maka engkau akan merasakan bagaia.

Pemuda itupun senang mendengarkan penjelasan dari si kakek tua, akhirnya dia tersenyum melihat dunia ini kembali.