Tersenyum Kepada Dunia

Diceritakan seorang sekretaris bernama Astuti di perusahaan ternama di suatu kota.

Aku menjadi sekretaris sudah beberapa tahun ini, dan aku selalu dihadapkan oleh yang namanya tugas yang sangat banyak yang selalu berhubungan dengan berkas dan data-data di layar komputer di ruanganku.

Saat jam kerja aku selalu ada diruanganku yang ber-AC, aku tidak tahu apakah keadaan diluar sedang hujan, sedang panas, ber awan atau tidak aku tidak tahu, dengan kondisi seperti aku sangat bosan dengan lingkungan seperti ini, padahal menjadi sekretaris adalah cita-cita ku.

Hingga suatu hari seorang OB yang hendak membersihkn ruangan kantor ku dan memegang dua pot yang berisikan bunga yang sudah layu dan hendak membuang nya, "Itu bunga mau dikemanain ?" tanya ku kepada si mas JONO. Ini mau dibuang mbak soalnya pak bos sudah tidak mau bunga ini lagi.


Dan akhirnya aku meminta pot bunga tersebut agar diletakkan diruang kerjaku dan digantikan dengan bunga air yang baru.

Akhirnya bunga tersebut sekarang ada dikantor ku mengisi kebosananku, saat aku sedang jenuh aku selalu memperhatikan bunga tersebut, bunga tersebut mampu menyejukkan hatiku dan menengkan, setiap pulang dari kantor aku selalu menyiram bunga tersebut agar tidak layu.

Hingga suatu hari saat aku sedang memandangi bunga tersebut dan aku mulai berpikir, "Hanya dengan memandang bunga ini saja aku bisa menjadi nyaman dan membuat aku tersenyum". Terus apa aku tidak lebih baik dari bunga ini, seandainya aku bisa membuat orang lain tersenyum dengan kehadiranku misalnya aku menyapa pak satpam yang sedang bertugas dipagi hari, bukankah hal tersebut sangat mudah dan bisa aku lakukan.

Jika aku tersenyum kepada orang lain mungkin bisa membuat orang lain bahagia, jika aku bisa membuat orang tuaku tersenyum maka aku dan mereka juga bahagia, dan jika aku tersenyum kepada dunia maka dunia juga pasti akan tersenyum kepadaku.

Alangkah indahnya jika kita bisa tersenyum kepada semua orang dan kita menjadi suatu kenyamanan untuk semua orang disekitar kita, Mulai dari sekarang aku akan menjadi sember dari senyum semua orang, seumber dari kenyamanan dari semua orang, layaknya seperti bunga yang ada diruangku yang mampu membuatku tersenyum.

Aku akan tersenyum kepada dunia, maka dunia akan tersenyum kepadaku.