Meludahi Langit Itu Mustahil

Cerita berawal dari seorang pemuda yang memiliki tingkat emosi yang tinggi, dan saat dia sedang emosi karna seorang kakek tua itu tidak mau pergi dari tempat duduknya di suatu tempat ketika si kakek tua sedang berteduh karena hujan. maka si pemuda itu marah dan berkata kasar kepada seorang kakek yang duduk disebelahnya.

Kakek tua yang numpang duduk karena hujan itu hanya terdiam dan mendengarkan hujatan dan makian dari pemuda itu dengan tenang dan hingga akhirnya si pemuda pun diam karna emosinya sudah terlepaskan dengan berkata kasar kepada si kakek.

Si kakek pun bertanya, Jika seseorang memberimu sesuatu dan kau tidak menerimanya maka milik siapakah pemberian itu ? si pemuda pun menjawab, " tentu saja menjadi milik si pemberi".


Begitu juga dengan kata-kata kasarmu yang barusan engkau berikan kepadaku, aku tidak menerima kata-katamu itu, jadi simpanlah untukmu sendiri kata-kata itu dan aku tidak menerimanya, "kata si kakek tua". Aku hanya khawatir kepadamu yang harus menanggung kata-kata kasarmu sendiri, hal itu sama seperti meludahi langit, tentu hal yang mustahil bukan.

Saat kau meludahi langit maka sebenarnya engkau akan meludahi mukamu sendiri, maka dari itu jagalah setiap kata yang terucap dari mulutmu, karna setiap kata yang terucap tidak mungkin bisa ditarik kembali.

Setelah mendengar penjelasan si kakek, pemuda itupun meminta maaf kepada si kakek.

Ingatlah sahabatku sesungguhnya apa yang kita ucap adalah tanggung jawab kita sendiri, jadi jagalah setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita agar tidak ada yang merasa tersakiti.